Jual Bawang Goreng Jawa Timur
Dari usaha bawang goreng di kampungnya di Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat, Karyani (41 tahun) telah dipercaya memasok bumbu bawang goreng ke
beberapa pabrik mi instan dan produsen makanan olahan. Kini dalam
sebulan rata-rata dia menjual bawang goreng 61 ton dengan harga Rp13
ribu per kilogram (kg). Dia juga telah mempekerjakan 35 orang karyawan.
Terletak
di kaki gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat
membuat Kabupaten Kuningan dianugerahi tanah yang subur, air yang
melimpah, pemandangan indah dan hawa yang sejuk. Dengan tanah pertanian
yang subur, Kabupaten Kuningan merupakan daerah penghasil berbagai macam
produk seperti sayuran, padi, ubi jalar dan palawija lainnya.
Salah satu tanaman yang juga banyak ditanam di Kuningan adalah bawang
merah, namun karena kelembaban tanah dan suhu udara yang cukup tinggi
membuat bawang merah tidak begitu cocok ditanam di Kuningan. Namun
anehnya banyak ditemui industri bawang goreng berasal dari Kuningan.
Salah satu pengusaha tersebut adalah Karyani, pria asli Kuningan
kelahiran 1970, yang telah menekuni usaha bawang goreng sejak 2000.
Dia
belajar usaha
bawang goreng dari orangtuanya yaitu H Abun yang memang
sudah sukses berbisnis bawang goreng. Sejak Karyani remaja dia sudah
mendapatkan didikan dari orangtuanya mengenai prinsip bahwa setiap orang
harus mampu hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
"Jangan bergantung dengan orangtua kalau ingin maju," begitu petuah orangtuanya, seperti dikutip dalam buku
Rahasia Sukses Pengusaha Tahan Banting, di bawah binaan Permodalan Nasional Madani (PMN).
Pada
mulanya dalam menjalankan usaha bawang goreng, Karyani dibimbing
langsung orangtuanya. Membantu sekaligus belajar bagaimana menjalankan
bisnis bawang goreng dari orangtuanya. Dengan begitu, dia tahu banyak
hal mengenai liku-liku bisnis ini berserta risikonya.
Setelah
menikah di 2002, Karyani mendapat kepercayaan untuk membuka usaha
sendiri produksi bawang goreng. Usaha tersebut berlokasi di Dusun Kliwon
RT09/05 Desa Kapandayan Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan.
Pelan
tapi pasti, usaha bawang goreng Karyani terus melaju. Dari menjual ke
pasar-pasar tradisional, akhirnya dia bisa mendapat kepercayaan dari
pembeli besar, yaitu beberapa pabrik makanan olahan. Beberapa pembeli
tetap bawang goreng produksinya, yaitu Wings Food, PT Karunia Alam
Segar, dan PT Prakarsa Alam Segar.
Kini, dalam sebulan
Karyani rata-rata menjual bawang goreng sebanyak 61 ton dengan harga
jual saat ini Rp13 ribu per kg. Kepada pabrikan mi instan dan makanan
olahan, Karyani memasok bawang goreng dengan kualitas terbaik yang telah
disortir melalui penyeleksian ketat. Sedangkan sisanya berupa tepung
baeang dijual ke pabrik abon dan masyarakat luas.
Dengan
memiliki pasar pembeli yang sudah pasti, maka karyani harus memastikan
bahwa proses produksi dari pengadaan bahan mentah sampai delivery atau
pengiriman agar selalu dapat berjalan dengan baik.
Untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku utama, yaitu bawang merah didatangkan dari
daerah Brebes, Tegal dan sebagian lagi dari Kuningan. Untuk tambahan
produksi bawang goreng dia membeli dari beberapa produsen antara lain
Didi dari sukamulya, Asep Lebaksiuh, ayahnya sendiri dus dan plastik
biasanya dikirim dari pabrik atau sesuai kebutuhan pembelanjaan.
Untuk
kegiatan di parbiknya, Karyani kini mempekerjakan 35 orang karyawan.
Kebanyakkan pekerja di pabriknya adalah ibu-ibu dan remaja putri yang
bekerja mulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 16.30 WIB dengan libur
setiap Jumat. Para pekerja tersebut direkrut dari lingkungan tempat
tinggalnya dan dari desa-desa tetangga. Dengan demikian, dia telah turut
membantu pemerintah dalam menyediakan kesempatan kerja bagi orang lain.
Suatu
saat, tenaga pemasaran UlaMM mendatanginya di pabrik untuk
memperkenalkan fasilitas pembiayaan. Mulanya Karyani kurang tertarik
namun karena UlaMM sering berkunjung dan bersilaturahmi membuat hubungan
menjadi dekat. Kebetulan, saat itu dia berencana memperluas areal
pabrik bawang gorengnya sehingga dia mulai mempelajari proposal yang
disampaikan UlaMM dan pada 20 April 2010 akhirnya dia mendapat
pembiayaan dari UlaMM Kuningan untuk pengembangan usahanya.
"
Alhamdulillah,
sampai saat ini usaha saya semakin maju dan saya senang bermitra dengan
UlaMM, prosesnya cepat, orangnya ramah dan selalu berkunjung ke tempat
saya Karena untuk pembayaran angsuran diambil ke tempat usaha sehingga
saya tidak perlu repot hanya untuk setoran," ujar Karyani.
Mimpi
Karyani ke depan adalah terus meningkatkan pasarnya dan terus
memperbaiki tata kelola usahanya sehingga penambahan volume permintaan
pasar dapat dilayani dengan kemampuan produksi. "Saya bersyukur kepada
Tuhan dan berterima kasih kepada orangtua yang telah mendidik untuk
menjadi orang yang mandiri," tambahnya.
Sebagai pengusaha
kecil, Karyani mengaku terus belajar mengenai seluk beluk menjalankan
bisnis karena dia meyakini kalau usahanya ingin berkembang maka dia
mesti terus melakukan lebih banyak lagi pengembangan pasar. Salah satu
yang sedang di terapkan adalah konsep kualitas (
quality), biaya (
cost), and pengiriman (
delivery), ketiga hal tersebut merupakan landasan utama agar usahanya dapat berkembang lebih baik lagi.
Dengan
kualitas produk yang terjamin sesuai standar, maka pelanggan akan
percaya terhadap produknya. Dengan bisa memproduksi secara efisien maka
margin keuntungannya akan meningkat, dan kalau barang dapat dikirim
dengan selamat dalam kondisi baik maka pelanggan tidak akan
mengembalikan produknya.
Itulah proses pembelajaran yang
tengah dilakukan Karyani dalam mengembangkan usahanya. "Mohon doanya
saja semoga kami bisa menjalankan usaha ini dengan lebih baik lagi
termasuk bisa memperkerjakan lebih banyak orang lain," tambahnya.
sumber: okezone.com
Baca Juga: Harga bawang goreng 2019